Sabtu, 21 Maret 2020

Makalah Ilmu Alamiah Dasar





MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR




Disusun oleh :

                             Nama       : Shifa Sandrinadya Munandar
                             NPM        : 16519043
                             Kelas        : 1PA09




JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020




KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan ridha-NYA sehingga makalah yang berjudul “ILMU ALAMIAH DASAR” ini dapat diselesaikan dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pertama mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Faaiza Supandi, S.Psi., Msi., selaku dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik untuk penulis maupun para pembaca.





Jakarta, 20 Maret 2020


Penulis






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1  Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3  Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
1.4  Manfaat Penulisan.............................................................................................................2
BAB 2 ISI................................................................................................................................3
2.1  Pengertian Ilmu Alamiah Dasar........................................................................................3
2.2  Perkembangan Alam Pikiran Manusia..............................................................................3
2.3  Membedakan Mitos, Legenda, dan Cerita Rakyat............................................................5
2.3.1        Mitos....................................................................................................................5
2.3.2        Legenda................................................................................................................6
2.3.3        Cerita Rakyat........................................................................................................6
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................8
3.1  Kesimpulan........................................................................................................................8
3.2  Saran..................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9








BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan dimana tanggapan itu menjadi suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh karena adanya kuriositas manusia. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman akan bertambah terus seiring berkembangnya manusia dan mewariskan kepada generasi-generasi  berikutnya. Pertambahan pengetahuan  didorong oleh pertama untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakekat alam dan isinya kedua, dorongan praktis yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan pertama melahirkan Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science) sedang dorongan kedua menuju Ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied Science).
            Pengetahuan didapat dengan berbagai pendekatan seperti halnya pengetahuan berupa mitos atau legenda menggunakan pendekatan kepercayaan yakni kebenarannya hanya atas dasar percaya maka pendekatan pengetahuan semacam ini bersifat irrasional, begitu pula pengetahuan yang sifatnya falsafi pendekatan kebenarannya hanya mengandalkan nalar = akal = rasio belaka maka dikenalah pendekatan pengetahuan rasional sehingga munculah persepsi paham kebenaran irrasionalime dan rasionalisme.
Ilmu alamiah sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi : yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau teritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu pengetahuan murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science (Ilmu pengetahuan terapan/teknologi).



1.2  Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis, saya merumuskan masalah-masalah pokok yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan Ilmu Alamiah Dasar?
2.      Bagaimana perkembangan alam pikiran manusia sejak dulu hingga sekarang?
3.      Apa perbedaan antara mitos, legenda, dan cerita rakyat beserta contoh dan maknanya?

1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Alamiah Dasar.
2.      Untuk mengetahui perkembangan alam pikiran manusia sejak dulu hingga sekarang.
3.      Untuk membedakan antara mitos, legenda, dan cerita rakyat serta mengetahui contoh dan maknanya.

1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat yang akan diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui dan memahami pengertian dari Ilmu Alamiah Dasar.
2.      Dapat mengetahui dan memahami perkembangan alam pikiran manusia sejak dulu hingga sekarang.
3.      Dapat mengetahui dan memahami perbedaan antara mitos, legenda, dan cerita rakyat beserta contoh dan maknanya.






BAB 2
ISI
2.1  Pengertian Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) dapat diartikan sebagai Ilmu Pengetahuan Alam (natural science) yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta sehingga terbentuklah konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang bersifat esensial, contohnya seperti Biologi, Fisika, dan Kimia, ketiga ilmu tersebut juga memiliki turunan lagi. Ilmu Alamiah Dasar merupakan disiplin ilmu yang dapat berubah sesuai kemajuan peradaban manusia.
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) mempermasalahkan struktur dari berlangsungnya dunia alam, dimana manusia pun dianggap sebagai bagian dari alam itu sendiri dan lingkungan hidup meliputi sejumlah kondisi ekstern disekitar organisme yang ikut serta secara dekat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme yang bersangkutan. Ilmu ini bukanlah suatu ilmu mandiri, melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) selalu merumuskan masalahnya dari gejala-gejala yang realitas sehingga metode yang dapat digunakan dalam ilmu alamiah dasar adalah metode-metode yang tidak lepas dari objek-objek materi yang dapat dilihat dan dirasa oleh panca indra. Metode-metode yang digunakan dalam menafsirkan Ilmu Alamiah Dasar adalah metode-metode alamiah yang dapat di lihat oleh indra, sehingga tidak dapat dengan mudah untuk mengambil keputusan untuk membuat prinsip mengenai Ilmu Alamiah dasar jika tidak ada realitanya.

2.2  Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk hidup yang unik. Berdasarkan tata nama biologi, manusia adalah Homo sapiens yang mengisyaratkan pengertian makhluk tergolong Homo yang memperlihatkan ciri khas “jenis” yang dapat berpikir setiap saat sejak lahir sampai akhir hayatnya (Trianto, 2007). Berpikir itulah yang mencirikan hakikat manusia. Manusia di samping memiliki kemampuan biologis dapat juga mengembangkan penalarannya, misalnya dalam menghadapi kesulitan yang ditimbulkan oleh perubahan suhu lingkungan, manusia dengan penalarannya dapat menciptakan sesuatu untuk menghindari dampak negatif perubahan suhu tersebut. Manusia dapat menghindari dampak negatif dari perubahan suhu panas ke suhu dingin yang ditimbulkannya dengan membuat api. Bagaimana manusia memperoleh keunikan dalam pengembangan penalaran tersebut? Secara kodrati manusia mempunyai perkembangan yang berbeda dengan makhluk hidup lain baik secara ontogenik maupun filogenetiknya. Ontogenik adalah perkembangan individu dari embrio sampai dewasa. Walaupun secara garis besar, perkembangan ontogenik pada manusia tidak jauh berbeda dengan makhluk hidup lain khususnya hewan bertulang belakang (vertebrata), tetapi pada proses pembentukan susunan syaraf, manusia berkembang lebih baik daripada vertebrata. Mekanisme ini menyebabkan manusia lebih superior dalam menanggapi setiap apa yang terjadi baik dari dalam maupun luar diri manusia.
Rasa ingin tahu yang dimiliki manusia, menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Ada dua macam perkembangan yang dapat kita ketahui adalah sebagai berikut :
1.      Perkembangan Alam Pikiran Manusia Sejak Dilahirkan sampai Akhir Hayatnya
Alam pikiran seorang bayi yang baru dilahirkan, mengalami perkembangan yang hampir serupa dari zaman ke zaman. Ketika bayi tumbuh menjadi anak kecil yang mulai bisa mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam pertanyaan di dalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidikan sendiri atau bertanya kepada ibu, ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya. Alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak akan melemah, apabila orang-orang di sekelilingnya terlalu sibuk, terlalu malas atau terlalu bodoh untuk memuaskan rasa ingin tahu anak tersebut. Dengan demikian, perkembangan alam pikiran anak akan terhambat. Alam pikiran manusia semakin berkembang sesuai dengan peningkatan umurnya, sampai pada suatu saat di mana umurnya semakin tua akan terjadi penurunan daya ingat sehingga alam pikiran manusia tidak lagi berkembang, tetapi berhenti bahkan sering kali kembali seperti masa kanakkanak.
2.        Perkembangan Alam Pikiran Manusia Sejak Zaman Purba hingga Dewasa Ini
Pada zaman purba, manusia sudah menghadapi berbagai teka-teki yakni terbit dan terbenamnya matahari, perubahan bentuk bulan, pertumbuhan dan pembiakan makhluk hidup, adanya angin, petir, hujan, dan pelangi. Terdorong rasa ingin tahu yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini menghasilkan jawaban atas banyaknya persoalan, tetapi kemudian akan timbul persoalan-persoalan baru. Dengan demikian, alam pikiran manusia purba mulai berkembang. Perkembangan itu berlangsung terus sampai sekarang dan akan berlanjut di masa mendatang. Meskipun semua orang memiliki rasa ingin tahu, tetapi tidak setiap orang mampu dan mau mengadakan penyelidikan sendiri. Banyak yang sudah merasa puas dengan memilih jalan pintas yakni bertanya kepada orang lain yang telah menyelidiki atau bertanya kepada orang lain yang sudah bertanya. Jadi, dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Cara melalui jalan pintas ini pun menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Pengetahuan yang terkumpul diwariskan dari generasi ke generasi, lalu ditambah dengan pengetahuan yang baru didapat.

2.3  Membedakan Mitos, Legenda, dan Cerita Rakyat
Mitos, legenda, dan cerita rakyat merupakan bagian dari karya sastra yang berkembang di kalangan masyarakat tertentu dan disebarluaskan secara lisan dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing. Ini merupakan salah satu perwujudan unsur kebudayaan di Indonesia.
2.3.1        Mitos
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya ssalam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Sebagai contoh mitos adalah Tarian Ritual Barong Kemiren di Banyuwangi.
Asal-usul Tarian Ritual Barong Kemiren berawal dari perjalanan seorang Patih Pajajaran ix yang mengungsi akibat perang Puputan Bayu di alas Kemirian yang sekarang menjadi desa Kemiren. Setelah itu, muncul wabah pageblug dan tercipta sebuah barong. Untuk menjaga keidentitasnya, maka berdasarkan olah cipta dan kreasi masyarakat lahirlah sebuah teater rakyat yang menyuguhkan pertunjukan seni musik, tari, lagu, akrobatik dan drama, yang dibalut aroma mistis yang kuat sehingga masyarakat menyebutnya sebagai “Tarian Ritual Barong Kemiren”. Tujuan dari barong kemiren adalah untuk tolak bala penyakit serta sebagai ucapan syukur atas rezeki yang melimpah. Mitos dalam tarian ritual barong kemiren terdapat pada aspek lisan dan nonlisan yang terdiri babak, wangsalan, busana, mantra, sesajen, dan tembang serta ketentuan-ketentuan berwujud larangan yang tidak boleh dilanggar oleh masyarakat pemiliknya. Nilai budaya yang terkandung pada cerita ini yakni nilai (1) religiusitas yang terdiri dari sikap keimanan dan ketakwaan manusia terhada Tuhan, keteringatan manusia terhadap Tuhan, dan kepasrahan manusia terhadap Tuhan , (2) nilai sosial yang terdiri dari sikap menepati janji, kerukunan, suka menolong, dan musyawarah, serta (3) nilai kebribadian yang terdiri dari sikap keberanian, dan kesungguhan. Fungsi dari adanya mitos di antaranya menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan ajaib, sebagai dasar melakukan tindakan, sebagai sumber ilmu pengetahuan, sebagai sarana pendidikan, fungsi sosial budaya dan fungsi ekonomi.
2.3.2        Legenda
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Menurut Danandaja (2002) legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Legenda sering dipandang tidak hanya merupakan cerita belaka namun juga dipandang sebagai sejarah. Berdasarkan pendapat para ahli, legenda adalah cerita yang turun temurun dipercayai pernah terjadi dimasyarakat baik bersifat gaib, perseorangan, setempat dan berupa keagamaan. Sebagai contoh legenda adalah Pulau Simardan dari Sumatera Barat.
Pulau Simardan adalah salah satu pulau yang terdapat di Tanjung Balai, Kab. Asahan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, menurut ceritanya pulau ini terbentuk karena karamnya kapal seorang anak durhaka sama seperti cerita si malin kundang dari Sumatera Barat, cuma yang membedakannya adalah Malin Kundang menjadi batu, semantara Simardan jadi Pulau dan istrinya menjadi Kera putih. Berdasarkan fakta dan sumber dari foto dan peninggalan-peninggalan cerita tersebut, maka masyarakat mempercayai legenda Pulau Sumardan benar-benar terjadi pada jaman dahulu.
Makna dari legenda Pulau Simardan ini sebagai nasehat kepada generasi muda agar tidak melawan orang tua apa lagi tidak mengakui orang tuanya sebagai orang tua seperti yang diceritakan dalam legenda dan sebagai petua yang tidak langsung.

2.3.3        Cerita Rakyat
Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat melalui bahasa tutur yang berhubugan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat. Biasanya cerita rakyat diwariskan secara turun temurun secara lisan dan berkembang di lingkungan masyarakat. Berikut adalah contoh cerita rakyat Tan Talanai yang berasal dari Jambi.
Tan Talanai adalah seorang raja di salah satu Kerajaan Jambi. Sang raja memiliki seorang anak laki-laki yang diharapkan dapat meneruskan tahtanya sebagai Raja Jambi. Tiga hari setelah putranya lahir, sang raja membuang putra kandungnya ke laut dikarenakan ia mendapat laporan dari ahli nujum istana bahwa kehadiran bayi tersebut akan membawa malapetaka bagi kerajaannya, yaitu kelak anaknya akan membunuhnya saat dewasa.
Sementara itu, Ratu Negeri Siam yang bernama Tuan Putri sedang memancing di laut dan menemukan sebuah peti yang berisi putra dari Tan Talanai. Sejak saat itu, putra Tan Talanai menjadi salah satu anggota Kerajaan Siam. Dibawah asuahn Tuan Putri, ia tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan sakti.
Suatu hari, putra Tan Talanai menghampiri Tuan Putri dan menanyakan siapa sebenarnya ayahnya, kemudian Tuan Putri menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Mendengar penjelasan Tuan Putri, anak tersebut menjadi marah dan menyusun rencana untuk melakukan penyerangan ke negeri Jambi. Singkat cerita, perang pun terjadi dan menyisakan pertarungan satu lawan satu antara Tan Talanai dan putranya. Pertarungan ayah dan anak itu terus berlangsung sampai akhirnya Tan Talanai mengalah karena menyadari kekhilafannya dan menjelaskan mengapa dia membuang putra kandungnya.
Mendengar penjelasan dari ayahnya, hati anak itu menjadi luluh dan memaafkan semua perbuatan ayahnya. Dia mengajak ayah dan ibu kandungnya untuk tinggal bersama di Kerajaan Siam dan mereka pun hidup bahagia. Kemudian, putra Tan Talanai diangkat menjadi Raja Siam. Hingga saat ini, sebagian orang percaya bahwa raja siam berasal dari Jambi.
Makna yang dapat diperoleh dari cerita rakyat diatas adalah jangan cepat percaya pada ramalan karena akan berakibat buruk bagi diri sendiri, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Raja Tan Talanai dan juga keutamaan sifat pemaaf sebagaimana yang ditunjukkan oleh putra Tan Talanai yang memaafkan segala kesalahan ayahnya. Dengan sifat pemaaf ini, keharmonisan keluarga dapat selalu terjaga dan perselisihan pun dapat terhindarkan.


BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) mempermasalahkan struktur dari berlangsungnya dunia alam, dimana manusia dianggap sebagai bagian dari alam itu sendiri dan lingkungan hidup meliputi sejumlah kondisi ekstern disekitar organisme yang ikut serta secara dekat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme yang bersangkutan. Ilmu ini bukanlah suatu ilmu mandiri, melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
Rasa ingin tahu yang dimiliki manusialah yang menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana, dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.

3.2  Saran
Kita sebagai manusia perlu mengembangkan penalaran dan pemikiran yang lebih luas terhadap gejala-gejala alam di sekitar, sehingga kita menjadi tanggap terhadap suatu masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat. Ilmu Alamiah Dasar ini sangat penting untuk dipelajari agar kita dapat menjelaskan perkembangan naluri kehidupan manusia, dapat menjelaskan perkembangan alam pikir manusia dalam memenuhi kebutuhan terhadap rasa ingin tahunya, serta dapat memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat.





DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, I. W., & Suardana, A. K. (2019). ILMU ALAMIAH DASAR.
Harmoni, A. (1996). Pengantar ilmu alamiah dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Dewiki, S., & Hardini, S. Y. P. K. (2014). Ilmu Alamiah Dasar.
Desyana, E. (2013). Mitos dalam Tarian Ritual Barong Kemiren Masyarakat Using Kecamatan Glagah Banyuwangi.
Herawati, T. H. (2018). Mitos Legenda Pulau Simardan Refleksi Petuah Masyarakat Tanjung Balai. JURNAL DIALOG6(2).