MAKALAH
KLASIFIKASI
ILMU
Disusun
Oleh :
Shifa
Sandrinadya Munandar
Kelas
:
1
PA 09
Jurusan
Psikologi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Gunadarma
2019
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
BAB II ISI
2.1 Defini
Ilmu
2.2 Sejarah
Ilmu
2.3 Karakteristik
dan Klasifikasi Ilmu
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia
pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu terhadap apa yang ada
dan apa yang sedang terjadi disekitarnya. Manusia tidak pernah puas
terhadap apa yang sudah ada dan selalu
mencari kebenaran sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban
yang mereka inginkan. Banyak pertanyaan yang muncul di dalam diri manusia karena rasa ingin tahu mereka yang
besar. Manusia biasanya melakukan penalaran yang menghasilkan
pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan karena perasaan. Oleh karena itu, timbul pengetahuan yang
selanjutnya dikaji melalui beberapa proses
dan
menjadi sebuah ilmu.
Ilmu
pengetahuan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan dunia. Perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan
bermasyarakat. Menurut Al-Ghazali, dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh segala
bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan, dan kekuasaan. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin pesat ini justru menjadikan manusia tidak
berhenti mencari sebuah kebenaran.
Perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin lama semakin maju seiring berjalannya waktu ini menyebabkan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan
pula sub-sub ilmu pengetahuan bahkan ke
arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi. Seperti yang
telah dikemukakan oleh Van Perseun (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat
sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari
ungkapan-ungkapan yang sifat benar atau tidaknya dapat ditentukan. Menurut
Koento Wibisono (1984), adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya
dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar murni
atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
definisi dari ilmu?
2. Bagaimana
sejarah perkembangan dari ilmu?
3. Apa
saja karakteristik dan klasifikasi dari ilmu?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui dan memahami definisi dari ilmu.
2. Untuk
mengetahui dan memahami sejarah perkembangan dari ilmu.
3. Untuk
mengetahui dan memahami karakteristik dan klasifikasi dari ilmu.
BAB II
ISI
2.1 Definisi Ilmu
Secara bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab ilm yang berarti memahami, mengerti,
atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris, science
atau bahasa latin scientia yang
mengandung kata kerja scire yang
berarti tahu atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan
dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti
mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
Menurut Mohammad Hatta,
ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan
hukum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya sama baik
dilihat dari kedudukan maupun hubungannya.
Menurut The Liang Gie, Ilmu
adalah rangkaian kegiatan manusia yang rasional dan kognitif dengan metode
berupa macam-macam prosedur dan susunan langkah yang kemudian akan menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai berbagai gejala kealaman,
kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran yang
sebar-benarnya, mendapatkan pemahaman dan memberikan penjelasan atau melakukan
penerapan.
Menurut
Afanasyef yang merupakan seorang pemikir Marxist dari Rusia yang menjelaskan
tentang ilmu, dimana ilmu merupakan
pengetahuan manusia tentang alam, pikiran dan masyarakat. Beliau mencerminkan
alam & berbagai konsep, kategori & hukum-hukum, yang mana ketetapan
& kebenarannya diuji oleh pengalaman praktis.
Ilmu, sains,
atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.Pengertian
Ilmu Pengetahuan lainnya adalah suatu sistem berbagai
pengetahuan yang didapatkankan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan
yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan suatu metode
tertentu. Jadi, ilmu adalah segala proses kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara menggunakan alat, prosedur, cara,
metode, sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia itu sendiri.
2.2 Sejarah Ilmu
Dalam buku History
of philosophy of science karya L.W.H hull (1950) menjelaskan
bahwa sejarah filsafat dan ilmu pengetahuan dibagi menjadi empat zaman
atau empat periode pembentukannya, yaitu Zaman Filsafat Yunani, Zaman Pertengahan, Zaman Kebangkitan Islam, dan Zaman Kebangkitan Eropa.
Pertama,
masa filsafat Yunani merupakan masa dimana filsafat dan ilmu
pengetahuan dilahirkan, seperti kita
tahu dizaman ini banyak filsuf mulai dari Thales, Socrates, Aristoteles, Plato dll. Zaman ini filsafat tumbuh bagai
jamur di musim semi, ditandai banyak
melahirkan aliran-aliran filsafat klasik yang mempengaruhi pemikiran
umat manusia
sampai sekarang. Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yunani selalu memikirkan alam semesta dan sistem sosial masyarakat, termasuk asa usul alam semesta, hakikat manusia, hakikat masyarakat sampai metafisika.
Kedua, Zaman
Pertengahan atau orang biasa menyebutnya
zaman kegelapan, dimana masa ini otoritas raja dan
gereja menjadi otoritas kebenaran mutlak, tidak ada kebenaran kalau bukan dari kerajaan dan gereja yang mengatakan, sehingga ada monopoli kebenaran di masa ini, hal ini membuat kemandekan dalam perkembangan pemikiran filsafat. Ini menjadi alasan kenapa zaman ini disebut zaman
kegelapan, karena zaman ini pemikiran
manusia dipasung dengan sangat kuatnya sehingga membuat filsafat dan ilmu
pengetahuan menjadi mati suri. Ilmu
pengetahuan dikontrol dengan kuat oleh kekuasaan.
Ketiga,
ketika di barat ilmu pengetahuan dan filsafat begitu muram dan gelap, justru di dunia Islam ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang luar biasa, banyak pemikir muslim zaman itu yang mampu melahirkan karya karya fenomenal. Di zaman
itu banyak ilmuan dengan berbagai bidang ilmunya hadir mewarnai khazanah intelektual islam
sebagai contoh adalah Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali yang ahli dalam hukum
islam; Al Farabi ahli dalam astronomi
dan matematika; Ibnu Sina ahli dalam kedokteran; Al Kindi ahli filsafat; Ibnu Khaldul ahli sosiologi,
filsafat sejarah dan politik, ekonomi dan
kenegaraan; dan Anzahel ahli dan penemu
teori peredaran planet.
Keempat,
periode kebangkitan Eropa (abad 14-20). Di abad ini terjadi
sebuah pemutar balikan zaman,
ketika di abad pertengahan kekuatan
gereja dan raja sebagai otoritas penentu kebenaran absolut, zaman ini mulai
terjadi penentangan terhadap kekuasaan gereja dan raja. Di abad ini lahirlah banyak tokoh-tokoh
yang membawa eropa memasuk zaman kebangkitan
kembali filsafat dan ilmu pengetahuan, sebut saja Fransiscan Bacon dengan aliran
pemikiran empirisme dan realism; Newton
dengan teori gravitasinya; John Lock menentang kekuasaan gereja dengan menyebarkan ide bahwa
manusia bebas untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk hidup, hak untuk merdeka
dan hak berfikir; Immanuel Kant seorang filsuf
terkemuka dari jerman memebrikan kritik
terhadap akal budi dalam bukunya critique of pure reason.
2.3 Karakteristik
dan Klasifikasi Ilmu
Adapun ciri-ciri ilmu yaitu:
1.
Komprehensif; ruang lingkupnya
luas dan lengkap.
2.
Sinoptik; unsur-unsurnya memiliki kebersamaan yang integral.
3.
Sistematik; teratur menurut
sistem, ada korelasi.
4.
Memiliki obyek kajian yang jelas.
5.
Relatif; bersifat sementara dan
terbuka terhadap penemuan baru, kreatif dan pragmatis. Kebenaran
ilmiah tidaklah bersifat difinitif, suatu teori keilmuan yang dipandang benar
pada kurun waktu tertentu, mungkin saja salah dalam kurun waktu yang
lain.
6.
Koheren; runtut, unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain.
7. Sistematis; masing-masing unsur
saling berkaitan satu sama lain, ada sistem dalam susunan pengetahuan dan dalam cara
memperolehnya.
8.
Konsepsional; jelas prosesnya.
9.
Rasional; unsur-unsurnya
berhubungan secara logis.
10. Intersubjektif, kepastian pengetahuan ilmiah tidaklah didasarkan atas
intuisi-intuisi serta pemahaman-pemahaman secara subjektif, melainkan dijamin
oleh sistemnya itu sendiri.
11. Bersifat empiris, berdasarkan pengalaman,
penemuan, pengamatan, percobaan yang telah dilakukan.
12. Kognitif; pernyataan yang terkait dengan
keilmuan itu memang bersifat mengandung hakikat kebenaran itu sendiri.
13. Mempunyai dasar pembenaran/postulat; cara kerja
ilmiah diarahkan untuk memperoleh derajat kepastian yang sebesar mungkin.
14. Otonom; mempunyai kedudukan mandiri. Maksudnya,
meskipun faktor-faktor di luar ilmu juga ikut berpengaruh, tetapi harus diupayakan agar tidak menghentikan
pengembangan ilmu secara mandiri.
15. Memiliki hubungan fungsional dan hubungan
kausal. Ilmu harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori
dan praktis.
16. Ilmu harus bersifat tampa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan
tanggung jawab ilmuan.
17. Objektif; setiap ilmu terpimpin oleh obyek dan tidak didistorsi
oleh prasangka-prasangka subjektif.
18. Progresiv; suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah
sungguh-sungguh bila mengandung
pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi.
19. Universal; berlaku umum (untuk semua orang atau
untuk seluruh dunia). Jawaban
atas pertanyaan apakah sesutu hal itu layak atau tidak layak
tergantung pada faktor-faktor subjektif.
2.4 Klasifikasi
Ilmu
1.
Ilmu Alam
Ilmu alam
mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang
keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi,
dan seni.
Matematika tidak
dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia
alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah
ilmu alam juga digunakan untuk mengenali “ilmu” sebagai disiplin yang
mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah,
ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Tingkat
kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga
disebut ilmu pasti. Di
samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah “ilmu alam”
kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari.
Dari sudut ini, “ilmu alam” dapat menjadi arti alternatif bagi biologi,
terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu
fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang
mendasari alam semesta).
2.
Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang
mempelajari aspek-aspek yang berhubungan denganmanusia dan lingkungan
sosialnya. Ilmu ini berbeda
dengan seni dan humaniora karena menekankan
penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda
kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian
dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan
interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial
secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam
melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial,
dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan
objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding
dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah
banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin
dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta
faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti
ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu
sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak
diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan
konsekuensinya.
Karena
sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial,
di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk
siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat
pertama(SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya, mulai dari sekolah
menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, ilmu sosial
dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau
fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.
1.
Ilmu Terapan
Ilmu terapan adalah
penerapan pengetahuan dari satu atau lebih
bidang-bidang: matematika, fisika atau ilmu alam, ilmu
kimia atau ilmu biologi untuk penyelesaian masalah praktis yang
langsung memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu, sains,
atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.Pengertian
Ilmu Pengetahuan lainnya adalah suatu sistem berbagai
pengetahuan yang didapatkankan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan
yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan suatu metode
tertentu. Jadi, ilmu adalah segala proses kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara menggunakan alat, prosedur, cara,
metode, sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia itu sendiri.
Ilmu memiliki beberapa
karakteristik seperti komprehensif, sinoptik, sistematik, memiliki obyek kajian yang jelas, relatif,
kebenaran ilmiah tidaklah bersifat difinitif, koheren, sistematis, konsepsional, rasional, intersubjektif,
empiris, kognitif, mempunyai dasar pembenaran/postulat, otonom, memiliki hubungan
fungsional dan hubungan kausal, ilmu
harus bersifat tampa pamrih, objektif, progresiv, dan universal. Ilmu juga memiliki klasifikasi yang dibagi 3,
yaitu ilmu alam, ilmu sosial, dan ilmu terapan.
3.2 Saran
Setelah kita mengetahui definisi, karakteristik,
dan klasifikasi dari ilmu, sebaiknya kita menerapkan kegiatan menuntut ilmu
karena memiliki manfaat yang banyak. Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat
membantu pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
.DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar