MAKALAH
TARI
TRADISIONAL REOG PONOROGO
Disusun
Oleh :
Shifa
Sandrinadya Munandar
Kelas
:
1
PA 09
Jurusan
Psikologi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Gunadarma
2019
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
BAB II ISI
2.1 Tari
Reog Ponorogo
2.2 Tokoh
Tari Reog Ponorogo
2.3 Gerakan
Tari Reog Ponorogo
2.4 Makna
DalamTari Reog Ponorogo
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bicara
soal budaya Indonesia tidak akan ada habisnya karena Indonesia memiliki banyak
keragaman mulai dari agama, suku, ras, etnis, upacara adat, tari tradisional,
dan masih banyak lagi dari setiap daerah ke daerah lainnya yang sudah berbeda
adat istiadatnya. Kebudayaan Indonesia yang beragam ini juga sering menarik
perhatian dunia bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis untuk
datang ke Indonesia untuk sekedar berkunjung ataupun untuk mempelajari budaya
Indonesia, salah satu kebudayaan yang seringkali menarik perhatian dunia yaitu tari tradisional yang
sampai sekarang masih dilestarikan di beberapa daerah di Indonesia oleh
masyarakat setempat.
Tari
tradisional merupakan tarian yang kental akan budaya dan sarat akan makna pada
setiap gerakannya. Tarian ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang
yang biasanya menceritakan sejarah masa lalu dan harus kita lestarikan agar
tetap terjaga. Beberapa diantara tarian tersebut penampilannya masih bisa kita
lihat di acara-acara kebudayaan ataupun acara kedaerahan. Tidak hanya dalam
negeri saja, tari tradisional Indonesia bahkan dikenal sampai mancanegara. Tari
Reog Ponorogo adalah salah
satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal
yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Reog adalah salah satu kesenian budaya
yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai
kota asal Reog yang sebenarnya. Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti
apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat
kaya. Dalam pengalamannya, Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang
terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga.
Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk
memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis
keturunan parental dan hukum adat yang masih berlaku.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
itu Reog Ponorogo?
2. Siapa
saja tokoh dalam Tari Reog Ponorogo?
3. Bagaimana
gerakan dalam Tari Reog Ponorogo?
4. Apa
saja makna yang ada dalam Tari Reog Ponorogo?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui dan memahami definisi Reog Ponorogo.
2. Untuk
mengetahui dan memahami tokoh dalam Tari Reog Ponorogo.
3. Untuk
mengetahui dan memahami gerakan dalam Tari Reog Ponorogo.
4. Untuk
mengetahui dan memahami makna yang ada dalam Tari Reog Ponorogo.
BAB II
ISI
2.1 Tari
Reog Ponorogo
Reog adalah
sebuah kesenian budaya berbentuk teater yang dilakukan oleh sekelompok pemain
drama tari dengan berbagai karakter dan perwatakan pelaku, kesenian Tari Reog
ini berasal dari daerah Jawa Tawa timur bagian barat – laut dan Kabupaten
Ponorogo dianggap sebagai kota asal kesenian Reog yang sebenarnya. Dalam setiap pertunjukannya, Reog
Ponorogo ini selalu menyuguhkan pertunjukan yang menarik dan atraktif. Selain
itu pertunjukan Reog Ponorogo ini juga kental akan hal – hal yang berbau
mistis, sehingga sering diidentikkan dengan dunia hitam atau kekuatan
supranatural.
Ada beberapa
versi cerita yang menjelaskan tentang asal usul Reog Ponorogo ini. Salah satu
yang paling terkenal adalah cerita pemberontakan Ki Ageng Kutu,
yang merupakan seorang abdi kerajaan pada masa Bhre
Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir
yang berkuasa pada abad ke-15. Dalam pemberontakan tersebut, Ki Ageng Kutu membuat
kesenian Reog sebagai pesan politiknya yang merupakan sindiran kepada raja.
Selain itu dia membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan reog ini.
Dalam pertunjukan Reog tersebut menampilkan topeng berbentuk singa dengan bulu
merak di atasnya yang menyimbolkan Raja Kertabhumi sebagai singa dan bulu merak
diatasnya sebagai pengaruh cina yang mengatur pemerintahan raja. Selain itu ada
kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda
sebagai simbol pasukan Majapahit, dan warok yang menjadi simbol Ki Ageng Kutu.
Kepopuleran
Reog dimata masyarakat pada saat itu membuat raja mengambil tindakan dan
menyerang perguruan Ki Ageng Kutu. Pemberontakan Ki Ageng Kutu pun dengan cepat
dapat diatasi dan raja melarang untuk melanjutkan ajaran warok. Namun murid – murid Ki Ageng Kutu yang tersisa
tetap melanjutkannya secara diam – diam. Walaupun ajaran Ki Ageng Kutu
dihentikan, tapi kesenian reognya masih tetap diperbolehkan, karena sudah
menjadi pertunjukan yang populer di masyarakat. Namun jalan cerita reog pun dirubah
dan ditambahkan karakter dari cerita rakyat seperti Kelono Sewandono, Dewi
Songgolangit dan Sri Genthayu.
Untuk alur
cerita resmi Reog Ponorogo hingga saat ini adalah tentang perjalanan Raja Kelono yang akan melamar putri Kerajaan
Kediri yang bernama Dewi Ragil Kuning.
Di tengah perjalanannya, dia dihadang oleh Raja Singabarong dari
Kediri. Pasukan raja Singabarong terdiri dari pasukan singa dan merak.
Sedangkan pihak Kerajaan Ponorogo terdiri dari Raja
Kelono dan wakilnya Bujang anom yang
dikawal oleh warok yang memiliki kekuatan ilmu hitam mematikan. Dalam tarian
Reog Ponorogo ini menggambarkan perang antara kerajaan Kediri dan kerajaan
Ponorogo yang mengadu ilmu hitam. Yang menarik adalah pementasan reog tersebut
para penari juga dalam keadaan kerasukan saat mementaskannya.
Dalam
pementasan Reog Ponorogo biasanya terdiri dari 2 atau 3 tarian pembuka hingga
pada akhirnya masuk ke adegan inti. Pada tarian pertama biasanya dibuka dengan
tarian yang di bawakan oleh 6 sampai 8 orang pria yang berpakaian serba hitam
dan muka berwarna merah yang disebut warok .
Pada tarian pembuka yang kedua biasanya dibawakan oleh 6 sampai 8 penari
wanita/pria yang menunggangi kuda kepang.
Walaupun menggunakan kuda kepang, namun tarian ini berbeda dengan kuda lumping.
Pada tarian ke – tiga biasanya dibawakan oleh penari ganongan yang bertingkah lucu, lincah dan enerjik
sehingga menampilkan gerakan yang atraktif.
Dan yang
terakhir adalah adegan inti yang berisi alur cerita dalam Reog Ponorogo. Dalam
adegan tersebut juga terdapat penari yang memerankan Raja Kelono Sewandono. Pada adegan terakhir ini juga
terdapat singa barong atau biasa disebut dengan barongan,
yaitu penari yang menggunakan topeng besar berbentuk singa dan diatasnya
terdapat bulu merak. Singa barong ini merupakan salah satu ciri khas dan
keunikan dari Reog Ponorogo. Topeng kepala singa ini memiliki berat yang bisa
mencapai 50-60 kg, dan topeng itu dibawa oleh penarinya dengan menggunakan
gigi. Keahlian tersebut tentunya hanya bisa didapatkan dengan latihan dan ritual
khusus yang dilakukan sebelum pertunjukan.
Setiap adegan pada pertunjukan Reog Ponorogo biasanya tidak
mengikuti skenario yang disusun rapi. Pertunjukan reog ini biasanya lebih
mengutamakan pertunjukan yang atraktif dan interaktif antara pemain
dan penonton. Sehingga para penonton dapat terhibur dan puas dengan
pertunjukannya. Dalam pertunjukan Reog Ponorogo ini biasanya dipimpin oleh
seorang dalang yang mengatur
jalannya acara dan melakukan interaksi dengan penonton. Selain itu pertunjukan
Reog Ponorogo ini juga di iringi oleh berbagai alat musik tradisional
seperti gong,
terompet, kendang, ketipung, dan lain – lain.
2.2 Tokoh
Tari Reog Ponorogo
Berikut
merupakan tokoh-tokoh yang ada dalam tarian Reog Ponorogo:
1.
Jathil
Jathilan ini awalnya ditarikan
oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang
cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika
tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan
Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari perempuan dengan alasan
lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo
lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis
gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan
irama ngracik. Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan
salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan
ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini
dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya
saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda
ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.
2. Warok
Warok adalah
salah satu penari dalam seni reog. Kadang ia diterjemahkan sebagai sosok yang
dikenal sebagai seseorang yang “menguasai ilmu” (ngelmu) dalam
pengertian Kejawen.“Warok” yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang
mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok
adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya,
seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada
orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka
sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah
sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).
Warok merupakan karakter/ciri khas
dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang
diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian
peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam
unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai
ilmu baik lahir maupun batin.
3. Barongan
(Dadak merak)
Klono Sewandono Barongan (Dadak
merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog
Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan),
terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong.
Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu
merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan
menggigit untaian manik – manik (tasbih). Krakap terbuat dari
kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris
dan tempat menuliskan identitas group reog. Dadak merak ini berukuran
panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50
kilogram.
4. Bujang Ganong (Ganongan)Klono Sewandono
Bujang Ganong (Ganongan)Klono
Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang
memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai
Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini
selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi
dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta
berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan
kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri
(kekasihnya). Karena sang raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan
tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.
5. Bujang Ganong (Ganongan) atau
Patih Pujangga Anom
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom
adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam
seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu – tunggu
oleh penonton khususnya anak-anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang
Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.
2.3 Gerakan
Tari Reog Ponorogo
Berikut
ini merupakan gerakan dasar dari masing-masing pemain dalam tarian ReogPonorogo
sebagai berikut:
Gerak Dasar Tari Jathil (Watak Prajurit)
1.
Lari/ Jalan nyongklang/ congklang
2.
Jalan drap di tempat
3.
Sembahan
4.
Jalan lenggang diitempat + edreg (gerakan menggoda)
5.
Ogek bahu ke kanan dan ke kiri
6.
Loncatan
7.
Gejukan
8.
Tanjakan
9.
Polah Kaki
10. Ukel Karno,
memutar telapak tangan di samping telinga
11. Lampah tiga
12. Bumi Langit
(Jathil / Warok/ Klana Sewandana)
13. Lawung:
seblak kanan dan seblak kiri
14. Trisek
(dihilangkan karena hampir tidak ada)
15. Congklang
16. Keplok Dara
(dihilangkan karena hampir tidak ada)
17. Gladhen
peperangan atau Kanuragan
18. Congklang
Gerakan
Dasar Tari Bujang Ganong (Watak Lucu, Lincah, akrobatik
1.
Jalan dobel loncat
2.
Besut
3.
Lampah Telu (Trecet)
4.
Sembahan
5.
Gecul (Gerakan Lucu)
6.
Ragam incengan (sejarahnya disuruh untuk memata-matai)
7.
Bapangan
8.
Akrobatik
9.
Gejuk menggol
10. Jalan dobel
loncat masuk
Gerak Dasar Klono Sewandono ( Watak Gagah)
1.
Lumaksana gagah (jalan gagah)
2.
Sabetan (3 x 8)
3.
Ulat Kengser ke kanan dan ke kiri
4.
Lumaksana ombak banyu trisik
5.
besut
6.
Trecet
7.
Kiprah
8.
Ogek Lambung
9.
Banteng Gambul
10. Ukel Karno
11. Coklekan
Plipis
12. Coklekan
nimbang
13. Dhadat/
Philesan
14. Tumpang Tali
(seperti orang berhias)
15. Wuyung/
gandrungan
16. Bumi Langit
17. Sabetan
Trisik
Gerakan Dasar Merak
1.
Lampah Jongkok/ brangkangan
2.
Kebatan berdiri
3.
Ukel Prapatan
4.
Ukel merak edrek (dadak miring)
5.
Ukel merak nothol
6.
Ukel merak kalangan
2.4 Makna
DalamTari Reog Ponorogo
Reog Ponorogo sebagai panutan hidup
dan sebagai pegangan yang kuat bagi masyarakat daerah Ponorogo. Reog Ponorogo
melambangkan keperkasaan, kejantanan, dan kegagahan.
Gerakan - gerakan yang ada di dalam tarian reog
menggambarkan tingkah pola manusia dalam perjalanan hidup mulai dari lahir,
hidup, hingga mati. Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan
merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa.
Sebelum namanya menjadi reog, dahulu
reog dikenal dengan singa barongan. Reog yang berasal dari kata riyoqun, yang
berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang
dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga
jaminannya.
Raja Kelono Sewandono adalah seorang
raja yang gagah, berani, dan bijaksana. Raja Kelono mempunyai patih, jathil,
warok, dan pembarong. Patih Bujangganong bertubuh kecil dan pendek, meskipun
bertubuh kecil dan pendek, akan tetapi patih sangat cerdik dan lincah. Pada
penggambaran raja dan patih ini diharapkan masyarakat daerah sekitar menjadi
orang yang berani, adil, serta cerdik.
Jathil adalah pasukan prajurit
wanita berkuda, meskipun pasukan prajurit raja adalah sebagian para wanita,
tetapi wanita di sini menggambarkan wanita yang berani dan perkasa. Wanita yang
tidak boleh lemah, serta mampu bertahan. Selanjutnya adalah warok,
warok adalah pasukan Kelono Sewandono yang digambarkan sebagai orang yang
sakti mandraguna dan kebal terhadap senjata tajam. Warok digambarkan
sebagai orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya.
Pembarong adalah seorang yang
membawa dadak merak (topeng kepala singa dengan hiasan burung merah dan
bulunya di atas kepala singa) yang tingginya satu setengah meter. Dalam hal ini
menggambarkan seorang yang kuat dalam menjalani hidup, meskipun beban hidup
yang dibawa dan dijalankan sangat berat, akan tetapi harus bisa bangkit lagi
dari keterpurukan, jalani hidup dengan tenang, dengan pola pikir yang baik
serta tertata dengan rapi. Mempercayai bahwa Yang Maha Kuasa akan membantu
umatnya dari keterpurukan.
Dapat ditarik dari tari reog
Ponorogo adalah bahwa dari keseluruhan makna, terdapat penggambaran mensyukuri
atas apa yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, meskipun unsur tradisi adat tidak
bisa ditinggalkan. Dari segi bertahan hidup, masyarakat Ponorogo sangat kuat,
tidak mudah putus asa. Dari segi karakter, terdapat unsur kesempurnaan,
diartikan bahwa dalam hidup tidak ada yang sempurna, tetapi kita harus mencoba
dan memaksimalkan segala hal untuk menuju sempurna.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tari
Reog Ponorogomerupakan tari tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa
Timur bagian barat laut tepatnya di Kabupaten Ponorogo. Tarian ini selalu
menyuguhkan pertunjukan yang menarik dan atraktif. Selain itu, pertunjukan
Reog Ponorogo ini juga kental akan hal – hal yang berbau mistis, sehingga
sering diidentikkan dengan dunia hitam atau kekuatan supranatural.
Dalam tarian
Reog Ponorogo ini menggambarkan perang antara kerajaan Kediri dan kerajaan
Ponorogo yang mengadu ilmu hitam. Yang menarik adalah pementasan reog tersebut
para penari juga dalam keadaan kerasukan saat mementaskannya. Adapun
tokoh-tokoh yang ada dalam tarian ini seperti Jathil, Warok, Barongan (Dadak
Merak), Bujang Ganong (Ganongan) Klono Sewandono, dan Bujang Ganong (Ganongan)
atau Patih Pujangga Anom. Pada zaman ini, tari Reog Ponorogo biasa digunakan
sebagai hiburan pada saat acara pernikahan, khitanan, hari besar nasional,
festival tahunan, dan banyak lagi.
3.2 Saran
Tari
Reog Ponorogo ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang yang kental
akan budaya dan adat istiadat yang harus kita lestarikan agar tetap terjaga. Kita
sudah sepatutnya bangga memiliki tari Reog Ponorogo ini sebagai kebudayaan
Indonesia dan mempelajarinya agar tidak terhapus oleh zaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar