Sabtu, 09 November 2019

Tari Tradisional Reog Ponorogo



MAKALAH
TARI TRADISIONAL REOG PONOROGO




Disusun Oleh :
Shifa Sandrinadya Munandar
Kelas :
1 PA 09




Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2019


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penulisan
BAB II ISI
2.1  Tari Reog Ponorogo
2.2  Tokoh Tari Reog Ponorogo
2.3  Gerakan Tari Reog Ponorogo
2.4  Makna DalamTari Reog Ponorogo
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bicara soal budaya Indonesia tidak akan ada habisnya karena Indonesia memiliki banyak keragaman mulai dari agama, suku, ras, etnis, upacara adat, tari tradisional, dan masih banyak lagi dari setiap daerah ke daerah lainnya yang sudah berbeda adat istiadatnya. Kebudayaan Indonesia yang beragam ini juga sering menarik perhatian dunia bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis untuk datang ke Indonesia untuk sekedar berkunjung ataupun untuk mempelajari budaya Indonesia, salah satu kebudayaan yang seringkali menarik  perhatian dunia yaitu tari tradisional yang sampai sekarang masih dilestarikan di beberapa daerah di Indonesia oleh masyarakat setempat.
Tari tradisional merupakan tarian yang kental akan budaya dan sarat akan makna pada setiap gerakannya. Tarian ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang yang biasanya menceritakan sejarah masa lalu dan harus kita lestarikan agar tetap terjaga. Beberapa diantara tarian tersebut penampilannya masih bisa kita lihat di acara-acara kebudayaan ataupun acara kedaerahan. Tidak hanya dalam negeri saja, tari tradisional Indonesia bahkan dikenal sampai mancanegara. Tari Reog Ponorogo adalah salah satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya, Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan parental dan hukum adat yang masih berlaku.





1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu Reog Ponorogo?
2.      Siapa saja tokoh dalam Tari Reog Ponorogo?
3.      Bagaimana gerakan dalam Tari Reog Ponorogo?
4.      Apa saja makna yang ada dalam Tari Reog Ponorogo?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui dan memahami definisi Reog Ponorogo.
2.      Untuk mengetahui dan memahami tokoh dalam Tari Reog Ponorogo.
3.      Untuk mengetahui dan memahami gerakan dalam Tari Reog Ponorogo.
4.      Untuk mengetahui dan memahami makna yang ada dalam Tari Reog Ponorogo.




BAB II
ISI

2.1  Tari Reog Ponorogo
Reog adalah sebuah kesenian budaya berbentuk teater yang dilakukan oleh sekelompok pemain drama tari dengan berbagai karakter dan perwatakan pelaku, kesenian Tari Reog ini berasal dari daerah Jawa Tawa timur bagian barat – laut dan Kabupaten Ponorogo dianggap sebagai kota asal kesenian Reog yang sebenarnya. Dalam setiap pertunjukannya, Reog Ponorogo ini selalu menyuguhkan pertunjukan yang menarik dan atraktif. Selain itu pertunjukan Reog Ponorogo ini juga kental akan hal – hal yang berbau mistis, sehingga sering diidentikkan dengan dunia hitam atau kekuatan supranatural.
Ada beberapa versi cerita yang menjelaskan tentang asal usul Reog Ponorogo ini. Salah satu yang paling terkenal adalah cerita pemberontakan Ki Ageng Kutu, yang merupakan seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Dalam pemberontakan tersebut, Ki Ageng Kutu membuat kesenian Reog sebagai pesan politiknya yang merupakan sindiran kepada raja. Selain itu dia membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan reog ini. Dalam pertunjukan Reog tersebut menampilkan topeng berbentuk singa dengan bulu merak di atasnya yang menyimbolkan Raja Kertabhumi sebagai singa dan bulu merak diatasnya sebagai pengaruh cina yang mengatur pemerintahan raja. Selain itu ada kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda sebagai simbol pasukan Majapahit, dan warok yang menjadi simbol Ki Ageng Kutu.
Kepopuleran Reog dimata masyarakat pada saat itu membuat raja mengambil tindakan dan menyerang perguruan Ki Ageng Kutu. Pemberontakan Ki Ageng Kutu pun dengan cepat dapat diatasi dan raja melarang untuk melanjutkan ajaran warok. Namun murid – murid Ki Ageng Kutu yang tersisa tetap melanjutkannya secara diam – diam. Walaupun ajaran Ki Ageng Kutu dihentikan, tapi kesenian reognya masih tetap diperbolehkan, karena sudah menjadi pertunjukan yang populer di masyarakat. Namun jalan cerita reog pun dirubah dan ditambahkan karakter dari cerita rakyat seperti Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit dan Sri Genthayu.
Untuk alur cerita resmi Reog Ponorogo hingga saat ini adalah tentang perjalanan Raja Kelono yang akan melamar putri Kerajaan Kediri yang bernama Dewi Ragil Kuning. Di tengah perjalanannya, dia dihadang oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan raja Singabarong terdiri dari pasukan singa dan merak. Sedangkan pihak Kerajaan Ponorogo terdiri dari Raja Kelono dan wakilnya Bujang anom yang dikawal oleh warok yang memiliki kekuatan ilmu hitam mematikan. Dalam tarian Reog Ponorogo ini menggambarkan perang antara kerajaan Kediri dan kerajaan Ponorogo yang mengadu ilmu hitam. Yang menarik adalah pementasan reog tersebut para penari juga dalam keadaan kerasukan saat mementaskannya.
Dalam pementasan Reog Ponorogo biasanya terdiri dari 2 atau 3 tarian pembuka hingga pada akhirnya masuk ke adegan inti. Pada tarian pertama biasanya dibuka dengan tarian yang di bawakan oleh 6 sampai 8 orang pria yang berpakaian serba hitam dan muka berwarna merah yang disebut warok . Pada tarian pembuka yang kedua biasanya dibawakan oleh 6 sampai 8 penari wanita/pria yang menunggangi kuda kepang. Walaupun menggunakan kuda kepang, namun tarian ini berbeda dengan kuda lumping. Pada tarian ke – tiga biasanya dibawakan oleh penari ganongan yang bertingkah lucu, lincah dan enerjik sehingga menampilkan gerakan yang atraktif. 
Dan yang terakhir adalah adegan inti yang berisi alur cerita dalam Reog Ponorogo. Dalam adegan tersebut juga terdapat penari yang memerankan Raja Kelono Sewandono. Pada adegan terakhir ini juga terdapat singa barong atau biasa disebut dengan barongan, yaitu penari yang menggunakan topeng besar berbentuk singa dan diatasnya terdapat bulu merak. Singa barong ini merupakan salah satu ciri khas dan keunikan dari Reog Ponorogo. Topeng kepala singa ini memiliki berat yang bisa mencapai 50-60 kg, dan topeng itu dibawa oleh penarinya dengan menggunakan gigi. Keahlian tersebut tentunya hanya bisa didapatkan dengan latihan dan ritual khusus yang dilakukan sebelum pertunjukan.
Setiap adegan pada pertunjukan Reog Ponorogo biasanya tidak mengikuti skenario yang disusun rapi. Pertunjukan reog ini biasanya lebih mengutamakan pertunjukan yang atraktif dan interaktif antara pemain dan penonton. Sehingga para penonton dapat terhibur dan puas dengan pertunjukannya. Dalam pertunjukan Reog Ponorogo ini biasanya dipimpin oleh seorang dalang yang mengatur jalannya acara dan melakukan interaksi dengan penonton. Selain itu pertunjukan Reog Ponorogo ini juga di iringi oleh berbagai alat musik tradisional seperti  gong, terompet, kendang, ketipung, dan lain – lain.



2.2  Tokoh Tari Reog Ponorogo
Berikut merupakan tokoh-tokoh yang ada dalam tarian Reog Ponorogo:
1.      Jathil
Jathilan ini awalnya  ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari perempuan dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik. Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.
2. Warok
Warok adalah salah satu penari dalam seni reog. Kadang ia diterjemahkan sebagai sosok yang dikenal sebagai seseorang yang “menguasai ilmu” (ngelmu) dalam pengertian Kejawen.“Warok” yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.
3. Barongan (Dadak merak)
Klono Sewandono Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik – manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog. Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.
4. Bujang Ganong (Ganongan)Klono Sewandono
Bujang Ganong (Ganongan)Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.
5. Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu – tunggu oleh penonton khususnya anak-anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.


2.3  Gerakan Tari Reog Ponorogo
Berikut ini merupakan gerakan dasar dari masing-masing pemain dalam tarian ReogPonorogo sebagai berikut:
Gerak Dasar Tari Jathil (Watak Prajurit)
1.      Lari/ Jalan nyongklang/ congklang
2.      Jalan drap di tempat
3.      Sembahan
4.      Jalan lenggang diitempat + edreg (gerakan menggoda)
5.      Ogek bahu ke kanan dan ke kiri
6.      Loncatan
7.      Gejukan
8.      Tanjakan
9.      Polah Kaki
10.  Ukel Karno, memutar telapak tangan di samping telinga
11.  Lampah tiga
12.  Bumi Langit (Jathil / Warok/ Klana Sewandana)
13.  Lawung: seblak kanan dan seblak kiri
14.  Trisek (dihilangkan karena hampir tidak ada)
15.  Congklang
16.  Keplok Dara (dihilangkan karena hampir tidak ada)
17.  Gladhen peperangan atau Kanuragan
18.  Congklang
Gerakan Dasar Tari Bujang Ganong (Watak Lucu, Lincah, akrobatik
1.      Jalan dobel loncat
2.      Besut
3.      Lampah Telu (Trecet)
4.      Sembahan
5.      Gecul (Gerakan Lucu)
6.      Ragam incengan (sejarahnya disuruh untuk memata-matai)
7.      Bapangan
8.      Akrobatik
9.      Gejuk menggol
10.  Jalan dobel loncat masuk
Gerak Dasar Klono Sewandono ( Watak Gagah)
1.      Lumaksana gagah (jalan gagah)
2.      Sabetan (3 x 8)
3.      Ulat Kengser ke kanan dan ke kiri
4.      Lumaksana ombak banyu trisik
5.      besut
6.      Trecet
7.      Kiprah
8.      Ogek Lambung
9.      Banteng Gambul
10.  Ukel Karno
11.  Coklekan Plipis
12.  Coklekan nimbang
13.  Dhadat/ Philesan
14.  Tumpang Tali (seperti orang berhias)
15.  Wuyung/ gandrungan
16.  Bumi Langit
17.  Sabetan Trisik
Gerakan Dasar Merak
1.      Lampah Jongkok/ brangkangan
2.      Kebatan berdiri
3.      Ukel Prapatan
4.      Ukel merak edrek (dadak miring)
5.      Ukel merak nothol
6.      Ukel merak kalangan


2.4  Makna DalamTari Reog Ponorogo
Reog Ponorogo sebagai panutan hidup dan sebagai pegangan yang kuat bagi masyarakat daerah Ponorogo. Reog Ponorogo melambangkan keperkasaan, kejantanan, dan kegagahan.
Gerakan - gerakan yang ada di dalam tarian reog menggambarkan tingkah pola manusia dalam perjalanan hidup mulai dari lahir, hidup, hingga mati. Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa.
Sebelum namanya menjadi reog, dahulu reog dikenal dengan singa barongan. Reog yang berasal dari kata riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya.
Raja Kelono Sewandono adalah seorang raja yang gagah, berani, dan bijaksana. Raja Kelono mempunyai patih, jathil, warok, dan pembarong. Patih Bujangganong bertubuh kecil dan pendek, meskipun bertubuh kecil dan pendek, akan tetapi patih sangat cerdik dan lincah. Pada penggambaran raja dan patih ini diharapkan masyarakat daerah sekitar menjadi orang yang berani, adil, serta cerdik.
Jathil adalah pasukan prajurit wanita berkuda, meskipun pasukan prajurit raja adalah sebagian para wanita, tetapi wanita di sini menggambarkan wanita yang berani dan perkasa. Wanita yang tidak boleh lemah, serta mampu bertahan. Selanjutnya adalah warok, warok adalah pasukan Kelono Sewandono yang digambarkan sebagai orang yang sakti mandraguna dan kebal terhadap senjata tajam. Warok digambarkan sebagai orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya.
Pembarong adalah seorang yang membawa dadak merak (topeng kepala singa dengan hiasan burung merah dan bulunya di atas kepala singa) yang tingginya satu setengah meter. Dalam hal ini menggambarkan seorang yang kuat dalam menjalani hidup, meskipun beban hidup yang dibawa dan dijalankan sangat berat, akan tetapi harus bisa bangkit lagi dari keterpurukan, jalani hidup dengan tenang, dengan pola pikir yang baik serta tertata dengan rapi. Mempercayai bahwa Yang Maha Kuasa akan membantu umatnya dari keterpurukan.
Dapat ditarik dari tari reog Ponorogo adalah bahwa dari keseluruhan makna, terdapat penggambaran mensyukuri atas apa yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, meskipun unsur tradisi adat tidak bisa ditinggalkan. Dari segi bertahan hidup, masyarakat Ponorogo sangat kuat, tidak mudah putus asa. Dari segi karakter, terdapat unsur kesempurnaan, diartikan bahwa dalam hidup tidak ada yang sempurna, tetapi kita harus mencoba dan memaksimalkan segala hal untuk  menuju sempurna.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Tari Reog Ponorogomerupakan tari tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Timur bagian barat laut tepatnya di Kabupaten Ponorogo. Tarian ini selalu menyuguhkan pertunjukan yang menarik dan atraktif. Selain itu, pertunjukan Reog Ponorogo ini juga kental akan hal – hal yang berbau mistis, sehingga sering diidentikkan dengan dunia hitam atau kekuatan supranatural.
Dalam tarian Reog Ponorogo ini menggambarkan perang antara kerajaan Kediri dan kerajaan Ponorogo yang mengadu ilmu hitam. Yang menarik adalah pementasan reog tersebut para penari juga dalam keadaan kerasukan saat mementaskannya. Adapun tokoh-tokoh yang ada dalam tarian ini seperti Jathil, Warok, Barongan (Dadak Merak), Bujang Ganong (Ganongan) Klono Sewandono, dan Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom. Pada zaman ini, tari Reog Ponorogo biasa digunakan sebagai hiburan pada saat acara pernikahan, khitanan, hari besar nasional, festival tahunan, dan banyak lagi.

3.2  Saran
Tari Reog Ponorogo ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang yang kental akan budaya dan adat istiadat yang harus kita lestarikan agar tetap terjaga. Kita sudah sepatutnya bangga memiliki tari Reog Ponorogo ini sebagai kebudayaan Indonesia dan mempelajarinya agar tidak terhapus oleh zaman.







DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar